A Child Called It |
“A Child Called ‘It’ adalah sebuah buku yang sangat mengharukan
dan menggugah hati. Begitu buku ini ada di tangan saya dan mulai membaca huruf
demi huruf, saya tak kuasa menahan tangis. Betapa berat siksaan yang diberikan
terhadap anak tersebut.
Pengalaman masa kecil
David Pelzer merupakan kesaksian dari kemenangan atas semangat kemanusiaan.
Buku ini bercerita secara hidup tentang penyiksaan yang dideritanya melalui
tangan ibunya dan ketidakpedulian orang lain (yang sulit dipercaya) akan
penderitaanya.
Aku tidak habis pikir ada seorang Ibu yang tega menyiksa anaknya
sendiri, dengan siksaan yang bertubi-tubi, mulai dari penyiksaan fisik seperti
memukul, menendang hingga menusuk anaknya dengan pisau. Bahkan aku menitikkan
air mata bagaimana David berjuang untuk menahan lukanya, darah yang mengalir
membasahi bajunya, saat ibunya tetap memaksanya mencuci piring.
David pun kerap tidak mendapatkan makanan, dan wajar jika dia
terpaksa mencuri makanan. Hal yang tidak masuk akal yang dilakukan oleh Ibu
David, adalah mengurung David di kamar mandi bersama cairan Amoniac dan
Chloroc, David menyebutnya ini siksaan kamar gas. Siksaan membuat David
keracunan, matanya berair hingga batuk darah.
Akhirnya David berhasil lolos dari Ibunya. Keteguhan hati dan
kebulatan tekad Pelzer akan sangat bermanfaat untuk menolong jutaan anak di
Amerika yang sering menderita setiap hari tapi tak berani mengungkapkannya.
Dewasa ini kita
sering mendengar peristiwa child abuse - penyiksaan anak. Tetapi apa dan bagaimana
sesungguhnya yang dialami dan diderita oleh anak yang menjadi korbannya? Buku
ini membuka wawasan kita, mencerahkan dan mendidik. David mengajak kita ikut
mengalami rasa takutnya, rasa kekalahannya, rasa kesendiriannya, rasa sakitnya,
dan rasa marahnya, sampai pada harapan terakhirnya. Dengan masuk ke dalam alur
itu, menjadi jelas bagi kita betapa menyakitkannya dunia gelap yang diderita
anak-anak korbanchild abuse. Bahkan secara lebih detail, kita bisa merasakan tangisan
anak-anak itu melalui mata, telinga, dan badan David Pelzer. Dengan membaca
buku ini kita juga bahkan bisa merasakan keteguhan hati David untuk keluar dari
siksaan yang tak kunjung henti menuju kemenangan.